Minggu, 27 Oktober 2013

makalah

pernapasan adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungan. Pernapasan adalah suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air).
pernapasan adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungan. Pernapasan adalah suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara seDAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Sasaran dan tujuan
1.3 Sistematika bahasan

BAB II PEMBAHASAN
 2.1 Pembahasan kekurangan gizi
 2.2  Penyebab-penyebab kekurangan gizi                                                                                                                     2.3                                                                                                                                                 

A. Mineral
B. Klasifikasi Mineral
C. Jenis Mineral Mikro dan Gangguannya
D. Proses Metabolisme Mineral Mikro
E. Peran Mineral Mikro Esensial Dalam Tubuh
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah kurang gizi memang sudah banyak terjadi di beberapa Negara berkembang termasuk di Indonesia. Melihat sumber dana yang terbatas yang tersedia pada Negara-negara berkembang dan menumpuknya kebutuhan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kurang gizi juga telah dinyatakan sebagai masalah utama kesehatan dunia dan berkaitan dengan lebih banyak kematian dan penyakit yang disebabkan oleh masalah kurang gizi tersebut.walaupun.telah banyak dilakukan penyuluhan tentang masalah kurang gizi namun masih banyak masyarakat yang mengalami masalah masalah gizi.Dalam gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi.
Menurut Alan Berg, 1986. Gizi yang kurang mengakibatkan terpengaruhnya perkembangan mental, perkembangan jasmani, dan produktifitas manusia karena semua itu mempengaruhi potensi ekonomi manusia. Keadaan gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkat, yaitu keadaan gizi lebih, keadaan gizi baik, dan keadaan gizi kurang.Keadaan gizi lebih terjadi apabila gizi yang dibutuhkan melebihi standart kebutuhan gizi. Gizi baik akan dicapai dengan memberi makanan yang seimbang dengan tubuh menurut kebutuhan. Sedang gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi.
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut status gizi.Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh semua zat gizi maka disebut status gizi optimum.Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya.
Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi / gizi disebut gizi lebih (overnutrition) dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).
Penyakit kurang gizi kebanyakan ditemui pada masyarakat golongan rentan terutama pada anak-anak yaitu golongan yang mudah sekali mengalami penyakit akibat kekurangan gizi dan kekurangan zat makanan (deficiency) misalnya kwarsiorkor, busung lapar, marasmus, beri-beri, dan lain-lain.

BAB II
KAJIAN TEORI

1.2 Pembahasan Kekurangan Gizi
Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan  dan perkembangan fisik maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas  dan produktifitas penduduk. Timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan  penurunan kegiatan produksi yang drastis akibatnya lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita turun. Hal ini jelas berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena tidak terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit menular akibat lingkungan hidup yang tidak sehat.
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah kelompok bayi dan anak balita.Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita).Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
*      Dibawah ini akan diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya :

1)      Berat Badan Per Umur
·      Gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89% standar Harvard.
·      Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara 60,1-80 % standar Harvard.
·      Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard.




2)   Tinggi Badan Menurut Umur
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·      Gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard.
·      Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
·      Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari 70% standar Harvard.

3)   Berat Badan Menurut Tinggi
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard juga. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·      Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standar Harvard.
·      Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari standar Harvard.
·      Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.

4)   Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya sebagai berikut :
·      Gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.
·      Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski.
·      Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.




1.3 Penyebab-penyebab Kekurangan Gizi di Indonesia
Secara umum, masalah kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Banyak ahli yang mengungkapkan pendapatnya terkait hal tersebut di antaranya faktor menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu keluarga miskin, ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak, dan faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan, dan diare.
Begitu pula pada tahun 1988, UNICEF telah mengembangkan kerangka konsep makro sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Menurut UNICEF, ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Adapun penyebab langsung dapat disebabkan oleh asupan makanan dan infeksi penyakit sedangkan penyebab tidak langsung dapat disebabkan oleh pola asuh anak, ketersediaan pangan, dan layanan kesehatan/sanitasi.Sedangkan di Indonesia sendiri, ada dua faktor utama penyebab kasus kekurangan gizi yang menyerang sejumlah warga Indonesia, yaitu faktor ekonomi (kemiskinan warga) dan tingkat pendidikan yang rendah.
1.4 Penyakit-penyakit Akibat Kekurangan Gizi di Indonesia
Jenis penyakit kekurangan gizi yang sering menimpa penduduk di Indonesia, terutama balita adalah sebagai berikut.
a)      Gangguan gizi akibat Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Hasil penelitian di berbagai tempat dan di banyak negara menunjukkan bahwa penyakit gangguan gizi yang paling banyak ditemukan adalah gangguan gizi akibat kekurangan energi dan protein (KEP).Dalam bahasa Inggris, penyakit ini disebut Protein Calorie Malnutrition atau disingkat PCM. Ada juga ahli yang menyebutnya sebagai Enery Protein Malnutrition atau EPM, namun artinya sama.
*  Contoh Penyakit Kekurangan Gizi :
1)   Kwarshiorkhor (yang disebabkan karena kekurangan kalori dan protein) usia 6 bulan sampai 4 tahun..
*   Cara mengatasi kwarshiorkor :
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap.Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
2)   Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering.Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya).Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.

*   Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu :
·      Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu lahir.
·      Wajahnya seperti orang tua dan Kulit keriput,
·      pantat kosong, paha kosong, dan tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
3)      Busung lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO).Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa.Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut.Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).
*   Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
·      Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
·      Badan kurus
·      Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
·      Sekitar mata bengkak dan apatis
·      Anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.

b)     Gangguan Gizi akibat Kekurangan Vitamin A (KVA)
Vitamin A diperlukan untuk penglihatan.Vitamin tersebut merupakan bagian penting dari penerima cahaya dalam mata.Selain itu vitamin A juga diperlukan untuk mempertahankan jaringan ari dalam keadaan sehat.Kulit, pinggiran dan penutup berbagai bagian tubuh, seperti kelopak mata, mata, hidung, mulut, paru-paru, dan tempat pencernaan, ke semuanya dikenal sebagai jaringan ari.Vitamin A juga mempunyai beberapa fungsi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.Kekurangan vitamin A pertumbuhan menjadi terhambat dan rangka tubuh berhenti tumbuh.
*   Tanda awal dari kekurangan vitamin A adalah tureunnya kemampuan melihat dalam cahaya samar. Penderita sama sekali tidak dapat melihat apabila memasuki ruangan yang agak gelap secara tiba-tiba.

c)   Gangguan Gizi akibat Kekurangan Besi (Anemia gizi)
Zat besi adalah mineral mikro yang mempunyai peran penting untuk menjaga kesehatan tubuh.Mineral tersebut terdapat dalam darah dan semua sel tubuh.Zat besi dalam darah merah berada sebagai bagian dari hemoglobin dan pigmen sel merah.mineral tersebut bertindak sebagai pembawa oksigen dan karbondioksida.Jika tidak terdapat cukup zat besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan keadaan tidak sehat timbul yang dikenal sebagai anemia gizi. Rendahnya kadar hemoglobin dalam darah dilihat apabila bagian kelopak mata penderita terlihat berwarna pucat.
d)     Gangguan Gizi akibat Kekurangan Iodium
Kekurangan iodium akan mengakibatkan membesarnya kelenjar gondok. karena itu, penyakit yang timbul akibat kekurangan iodium disebut penyakit gondok. Karena penyakit pembesaran kelenjar gondok ini ditemukan di daerah-daerah tertentu untuk jangka waktu yang lama, maka disebut penyakit gondok endemik.Di daerah penyakit gondok endemik, pembesaran kelenjar gondok dapat terjadi pada semua umur, bahkan seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan iodium dan jika tidak diobati maka pada usia satu tahun sudah akan terjadi pembesaran kelenjar gondoknya.
          Kejadian pembesaran kelenjar gondok terbanyak ditemukan pada usia antara 9 sampai 13 tahun pada anak laki-laki dan antara usia 12 sampai 18 tahun pada anak perempuan. Pada usia dewasa jarang sekali terjadi pembesaran kelenjar gondok kecuali pada wanita yang sering ditemukan pembesaran kelenjar gondoknya baru timbul setelah usia 19 atau 20 tahun. Setelah mencapai usia puber, kelenjar gondok yang timbul pada usia kanak-kanak itu cepat sekali membesar dan dapat berubah menjadi bentuk nodula. Akan tetapi yang mengkhawatirkan adalah kemungkinan terjadinya manusia kerdil atau kretinisme di samping gangguan perkembangan otak yang membawa akibat gangguan mental.Terjadinya kekurangan iodium terutama akibat rendahnya kadar iodium dalam tanah sehingga air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di daerah itu juga rendah kadar iodiumnya. Di samping itu beberapa jenis makanan mengandung zat yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar gondok dan disebut zat goiterogen.Zat tersebut ditemukan dalam sayuran dari jenis Brassica seperti kubis, lobak, kol kembang.Juga zat tersebut ditemukan dalam kacang kedelai, kacang tanah dan obat-obatan tertentu.Zat goiterogen tersebut dapat menghalangi pengambilan iodium oleh kelenjar gondok sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar gondok sangat rendah.Selain itu zat tersebut juga dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik menjadi bentuk organik sehingga menghambat pembentukan hormon tiroksin.
1.5 Penanggulangan Masalah Kekurangan Gizi di Indonesia
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa semakin meningkatnya jumlah penduduk akan menimbulkan masalah baru dalam berbagai bidang kehidupan dan lingkungan. Celakanya, jumlah kepadatan penduduk yang tinggi justru terjadi di masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah dan di negara-negara miskin. Akibatnya, akan terjadi kesenjangan sehingga dapat menimbulkan kekurangan gizi di kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah dan di negara-negara miskin tersebut.


*   Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam menanggulangi masalah kekurangan gizi tersebut adalah sebagai berikut.
1.   Menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara:
§  menggalakkan program Keluarga Berencana (KB)
§  menunda usia kawin dengan tidak menikah pada usia muda
§   meningkatkan taraf pendidikan
§  mengefektifkan tenaga kerja wanita
2.   Meningkatkan produksi pangan dengan cara:
§  memperbaiki mutu lahan
§  mengefektifkan budidaya pertanian seperti dengan penggunaan pupuk dan memilih bibit
§  menciptakan pola pertania yang lebih efisien dan produktif, misalnya pola tumpang sari dan hidroponik
3.   Meningkatkan taraf pendidikan dengan cara:
§  mengadakan wajib belajar pada anak usia sekolah
§  meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
4.   Pemanfaatan sumber daya alam sesuai kebutuhan dengan upaya pemulihannya
5.   Mencari sumber makanan baru
6.   Meratakan persebaran penduduk
7.    Mengurangi jumlah pengangguran dengan cara:
§  menyediakan lapangan kerja
§  membudayakan alih teknologi tepat guna
§  menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan
8.   Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah pencemaran lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
  1. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
  2. Fajar, Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
  3. Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
  4. www.dinkes-dki.go.id
5.      (Sumber: Bahan Seminar Akhir Studi Faktor-faktor Penyebab Kekurangan Gizi Anak di Kota Kendari, Bappeda dan PM Kota Kendari, 2010).

 rta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air).
Respirasi adalah proses pembakaran (oksigen) zat-zat makanan (glukosa) di dalam sel-sel tubuh dengan bantuan oksigen dan enzim.
Tujuan bernapas : mendapatkan oksigen (o2) untuk respirasi seluler.
2macam proses pernapasan yaitu;
@ pernapasan eksternal (pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi antara udara pada gelembung udara dengan darah dalam kapiler)
@ pernapasan internal (pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh)
Proses pembakaran zat makanan secara singkat ditunjukan pada baga berikut:
zat makanan(gula) + oksigen = kabon doiksida + uap air + energi
Apa aja sih alat pernapasan pada manusia?
seperti yang kita tahu, bahwa udara untuk pernapasan pada manusia terjadinya di bagian dalam tubuh, yaitu di alveolus yang biasanya di sebut gelembung paru-paru.
Alat pernapsan pada manusia berupa
Saluran pernapasan yang terdiri dari; @ rongga hidung
@ faring(tegak)
@ laring(pangkal tenggorokan)
@ pulmo(paru-paru)
Rongga hidung
Rongga hidung merupakan jalan masuknya oksigen dan jalan keluar karbon dioksida, uap air.
Tiga proses pernapasan yaitu; @ penyaringan (menyaring udara dengan rambut hidung dan selaput lender)
@ penghangatan (menyesuaikan suhu udara dengan suhu tubuh kita)
@ pengaturan kelembapan (mengatur kelembapan sesuai kelembapan tubuh kita)
Faring (Tekak)
Faring berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakang rongga hidung dan mulut. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara dan makanan serta sebagai ruang getar untuk menghasilkan suara.
Laring (Pangkal Tenggorokan)
Laring terdapat diantara faring dan trakea yang pada dinding laring tersusun dari sembilan tulang rawan
Trakea (Batang Tenggorokan)
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada. Trakea tersusun dari cincin tulang rawan dan otot polos, pada dinding bagian dalam trakea berlapis sel-sel epitel berambut getar yang biasa dekenal dengan silia. Silia berfungsi menahan dan mengeluarkan kotoran-kotoran atau debu yang masuk bersama udara, karena ini kadang kita suka berdahak. Trakea bercabang 2, satu menuju paru-paru kiri dan satu lagi yang ke paru-paru kanan.
Pulmo (paru-paru)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh sekat, yaitu diafragma. Seperti yang kita tahu, paru-paru dibagi jadi 2 bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada. Trakea tersusun dari kanan terdiri dari 3 gelambir dan yang kiri terdiri dari 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yang disebut pleura.
Didalam paru-paru masing-masing bronkus bercabang-cabang membentuk bronkiolus. Bronkiolus tidak memiliki cincin-cincim tulang rawan, tapi rongganya ada silia. Lalu bronkiolus bercabang lagi membentik alveoli. Alveoli menyerupai busa atau sarang tawon. Jumlah elveoli kurang lebih 300 juta. Pada alveolus terjadi difusi pertukaran gas pernapasan, yaitu oksigen dab karbon dioksida.
Mekanisme Pernapasan kita ada apa aja ya?
Pernapasan merupakan  suatu proses yang terjadi secara otomatis. Pada saat kita bernapas, ada 2 proses yang terjadi yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke dalam paru-paru) dan ekspirasi ( proses keluarnya udara dari paru-paru) yang terjadi terjadi antara 15-18 kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antar tulang rusuk. Ototlah yang mengatur volume rongga dada  (membesar & mengecil menurut kehendak kita). Mekanisme pernapasan dibedakan atas 2 macam, yaitu, pernapasan dada dan pernapasan perut.
Alat untuk mengukur kapasital dan volume paru-paru yang biasa disebut : Spirometer
2 macam mekanisme pernapasan :
@ pernapasan dada
@ pernapasan perut
Pernapasan Dada
Otot antar tulang rusuk berkerut(berkontraksi) maka tulang-tulang rusuk akan terangkat dan volume rongga dada akan luas. keadaan ini menyebabkan tekanan udara pada rongga dada menurun yang menyebabkan paru-paru ikut mengembang sedangkan tekanan udara didalam paru-paru menurun yang menyebabkan udara tertiup masuk dari lingkungan luar ke dalam paru-paru.
Pernapasan perut
otot-otot diafragma berkontraksi maka diafragma yang semula melengkung menjadi mendatar dan volume rongga dada bertambah luas. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di dalam rongga dada menurun yang menyebabkan paru-paru ikut mengembang sedangkan tekanan udara di dalam paru-paru menurun yang menyebabkan udara terhirup masuk dari lingkungan luar ke dalam paru-paru.
Volume Udara Pernapasan
Paru-paru orang dewasa kira-kira dapat mampu menampung 5 liter udara. Kemampuan menampung udara ini disebut volume paru-paru. jika kita mengehembus udara sekuat-kuatnya (ekspirasi maksimum) dalam paru-paru masih tersisa kurang lebih 1 liter. Jadi udara yang keluar masuk paru-paru maksimum 4 liter.
Pertukaran Oksigen dan Karbondioksida
Hemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihemoglobin. Darah yang banyak mengandung oksigen berwarna merah muda dan disebut darah bersih. Oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh dan akhirnya ke sel-sel tubuh. Didalam sel-sel tubuh, darah melepaskan oksigen sehingga oksihemoglobin menjadi hemoglobin kembali . Oksigen dilepaskan pada sel-sel tubuh digunakan untuk oksidasi (membakar) zat makanan. Proses oksidasi merupakan proses respirasi sel yang terjadi dalam mitokondria. Proses respirasi menghasilkan produk utama yaitu energi dan zat sisa berupa karbon dioksida. Karbondioksida sisa diangkut oleh darah dibawa ke paru-paru. Darah yang mengandung karbon dioksida biasanya disebut darah kotor dan warnanya merah tua. Di paru-paru, karbondioksida masuk ke alveolus secara difusi. Lalu karbon dioksida dikeluarkan oleh alat pernapasan dan akhirnya keluar melalui hidung kita.
wew.. Kelainan dan penyakit-penyakit..
@ ASFIKSI
Aksifasi adalah terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh.
Aksfiksi bisa saja terjadi di paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh.
Biasanya penyakit ini disebabkan oleh ;  - Alveolus terisi cairan limfe karena infeksi bakteri
- Alveolus terisi cairan akibat tenggelam
- Menghirup banyak gas karbon monoksida sehinga hemoglobin
lebih bayak mengikat gas karbon monoksida dari pada karbon dioksida
@ TBC(Tuberkulosis)
TBC merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolosis.
Gejala pada penyakit ini antara lain : – kelelahan
- kehilangan berat badan
- berkeringat pada malam hari
- dada sakit
- batuk dan berdak berdarah
- nafas pendek / sesak nafas
Penularan TBC : -  Daya tahan tubuh lemah
-  kontak langsung dengan penderita
-  terhirup kuman TBC: dari dahak penderita
Pengobatan pada penderita TBC : antibiotik oleh dokter secara teratur. Pengobatan teratur selama 6 – 12 bulan dapat mencegah TBC kambuh lagi.
@ BRONKITIS
Bronkitis adalah peradangan pada bronkus atau bronkiolus.
Penyebab penyakit bronchitis : – virus
- bakteri
- merokok
- banyak menghirup debu
Akibat dari penyakit Bronkitis : – bahan-bahan yang terhirup mengiritasi silia (rambut halus)
- silia tidak berfungsi dengan baik
- kotoran yang menumpuk merangsang, mengeluarkan lender
- lendir menutupi saluran bronkus / bronkiolus sehingga
-penderita batuk-batuk
Pencegahan akan penyakit ini : – hindari menghirup udara tercemar
- tidak merokok
- gunakan masker pada lingkungan tercemar
Pengobatan untuk penderita penyakit bronkits : disesuaikan dengan penyebabnya oleh dokter ahli
@ TONSILITIS
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil.
Tonsilitis disebabkan oleh : bakteri dan virus
Gejala penyakit tonsilitis : – sakit tenggorokan
- sulit menelan
- demam
Pengobatan pada penyakit tonsillitis : – jika disebabkan oleh virus; dengan obat deman &
minum secukupnya
- jika disebabkan oleh bakteri ; dengan antibiotik
http://i27.tinypic.com/24fkzkz.jpg
@ SINUSITIS
Sinusitis adalah peradangan rongga hidung bagian atas.
Penyebab penyakit sinusitis : – sesuatu menghambat udara ke rongga hidung, mis ; ingus yang
mengeras
- menyebabkan mucus tidak dapat keluar dari rongga hidung
- mukus merupakan lahan subut untuk pertumbuhan baktreri
Gejala-gejala sinusitis : – sakit kepala
- rasa sakit dibagian wajah
- demam
- keluar ingus bening
- batuk-batuk
- rasa sesak di rongga hidung
- tenggorokan sakit
Pencegahan akan penyakit tonsillitis : hindari fakto-faktor penyebab diatas
Pengobatan untuk penyakit ini : dengan antibiotik dari dokter
@ SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
SARS adalah penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus.
Penyebab penyakit sars : virus sars-cov
Gejala penyakit ini  : – sakit kepala
-demam tinggi (lebih dari 38 derajat celcius)
- batuk-batuk
- sesak nafas
- tenggorokan gatal
- lesu
- nyeri pada tubuh
Penularan sars : – kontak langsung dengan penderita
- benda-benda yang terkontaminasi dengan luda penderita
Pengobatan pada penyakit sars :  pengobatan dari dokter lebih awal
Pencegahan  pada penyakit ini : – menghindari kontak langsung penderita
- hindari berkunjung ke daerah yang sedang terjangkit wabah
SARS.
http://www.chinadaily.com.cn/english/doc/2004-06/28/xin_11060128103408705697.jpg
ASMA
Asma merupakan peradangan pada saluran pernapasan.
Akibat dari penyakit asma : – pembengkakan dan penyempitan saluran pernapasan
- terasa seesak di dada
- batuk-batuk.
Penyebab penyakit asma : – alergi terhadap sesuatu
- asap tembakau
- psikis(pikiran)
- keturunan
Pengobatan bagi penderita penyakit asma : – obat yang dihirup
-obat tablet
- obat cair
@ KANKER PARU-PARU
Kanker paru-paru : kanker yang terjadi pada paru-paru.
Waktu yang diperlukan dari satu sel menjadi kanker dan dapat didiagnosa yaitu 10 –  40 tahun.
Gejala penyakit kanker paru-paru : – batuk-batuk
- napas pendek
- dahak berdarah
- dan sakit dada
Penyebab kanker paru-paru :  rokok tembakau
Pengobatan pada penyakit kanker paru-paru : – operasi
- terapi radiasi
- kemoterapi
AWAS ! JANGAN MEROKOK!! BAHAYA!
Apakah kalian pernah merasa bahwa meskipun kalian tidak merokok, tetapi ternyata kalian juga ikut menghirup asap rokok yang dihembuskan oleh orang-orang yang merokok di sekeliling kalian? Orang-orang yang tidak merokok tetapi ikut mengisap asap rokok disebut perokok pasif.
RACUN DALAM ROKOK
Siapa sangka bahwa ternyata rokok mengandung beribu-ribu bahan kimia berbahaya yang membahayakan kesehatan manusia! Namun tiga bahan kimia yang paling berbahaya dalam rokok yaitu:
Tar: Zat ini terkumpul di paru-paru karena asap rokok akan mendingin
setelah diisap dan masuk ke dalam paru-paru kemudian bercampur
dengan bahan-bahan kimia beracun yang lain seperti karsinogen
(suatu substansi penyebab kanker).
Nikotin: Nikotin merupakan salah satu racun yang paling kuat yang bisa
membuat seseorang ketagihan tembakau. Zat ini bisa menyebabkan
peningkatan detak jantung dan peningkatan tekanan darah dan
dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan masalah yang
berkaitan dengan system peredaran darah seperti penyakit
jantung.
Karbon Monoksida: Dalam jangka waktu lama, kandungan karbon monoksida
yang tinggi dapat menyebabkan pengerasan pembuluh
darah terutama pada pembuluh darah yang membawa
oksigen ke otot jantung.
PENYAKIT AKIBAT MEROKOK
Penyakit akibat merokok berhubungan dengan paru-paru dan jantung. Penyakit paru-paru akibat merokok yaitu:
Bronkitis: Penyakit bronkitis atau “ batuk perokok” dapat terjadi atas 2 hal,
terbentuknya lendir yang lebih banyak dan kerusakan sel-sel
epitelium bersilia (rambut getar) di dalam saluran pernapasan atau
terbentuknya lendir di dalam bronkus.
http://www.klikdokter.com/userfiles/bronkitis1.JPG
Emfisema: Penyakit ini terjadi karena dihasilkannya enzim pencerna protein
yang merusak kelenturan dinding alveoli akibatnya pertukaran
udara di dalam paru-paru menjadi terhambat. Penderita
emfisema harus bejuang hanya untuk bernapas dan menjadi
sangat bergantung pada respirator untuk membantu pernapasan.
Penyakit jantung: Penyakit jantung dapat mengakibatkan kematian pada
perokok karena jantung perokok berdetak lebih cepat,
tekanan darah yang lebih tinggi, pembuluh darah yang
lebih sempit dan kandungan oksigen yang rendah di
dalam darah.
Kanker paru-paru: Suatu substansi pada rokok yang merupakan pemicu
terjadinya kanker adalah benzopiren, tar dan resin.
Benzopiran menyebabkan terbentuknya sel-sel
kanker di par-paru sedangkan tar dan resin membantu
sel-sel kanker tumbuh lebih cepat.Para penderita
kanker paru-paru rentan mengalami kanker kerongkongan,
laring, mulut, dan pancreas.
http://iwandahnial.files.wordpress.com/2008/08/paru2-rokok.jpg?w=390
Kehamilan dan merokok: Salah satu perokok pasif merupakan bayi dalam
Kandungan wanita perokok. Persediaan oksigen
bagi bayi dari ibu terhambat oleh karbon
monoksida. Wanita perokok memiliki resiko lebih
besar mengalami keguguran dibandingkan wanita
bukan perokok.
Sumber dari : Buku Cetak IPA Esis
 BAHAN 2 :
  1. A.    PERNAPASAN
Pernapasan dapat diartikan sebagai proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Sedangkan proses perombakan bahan makanan menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas sisa pembakaran berupa karbon dioksida (CO2) disebut respirasi. Proses respirasi terbagi menjadi  pernapasan aerob dan pernapasan anaerob. Pernapasan aerob adalah pernapasan yang memerlukan oksigen, sedangkan pernapasan anaerob tidak memerlukan oksigen.

  1. a.       Pernapasan aerob
Pernapasan aerob dapat diartikan sebagai serangkain reaksi enzimatik yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2,H2O,dan energi. Reaksi dapat terjadi secara sempurna karena terdapat cukup oksigen. Energi yang dihasilkan dalam pernapasan aerob adalah 36 ATP.
  1. b.      Pernapasan anaerob (fermentasi)
Pernapasan ini dapat diartikan sebagai serangkaian enzimatik yang mengubah glukosa secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Pada manusia, pernapasan anaerob menghasilkan asam laktat, sedangkan pada tumbuhan, reaksi ini menghasilkan CO2 dan alkohol. Pernapasan anaerob hanya menghasilkan sedikit energi yaitu 2 ATP.
  1. Alat-alat pernapasan manusia
Pernapasan pada manusia dilakukan melalui alat respirasi yang terdiri dari :

  1. a.      Hidung
Merupakan bagian paling atas dari alat pernapasan dan merupakan alat pernapasan paling awal yang dilalui udara. Lubang hidung terbagi menjadi dua yaitu sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat hidung. Rongga hidung berhubungan dengan rongga mulut. Rongga hidung memiliki tiga fungsi utama yaitu menghangatkan udara, melembabkan udara, dan menyaring udara. Di dalam lubang hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk dan mengeluarkan partikel-partikel.
  1. b.      Laring (pangkal tenggorokan)
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara. Faring (tekak) merupakan lanjutan dari saluran hidung yang meneruskan udara ke laring. Laring terdiri dari lempengan-lempengan tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang mengubungkan faring dan trakea. Pada laring juga terdapat selaput suara yang akan bergetar jika ada udara yang melaluinya, misal saat kita berbicara. Laring memiliki katub yang disebut epiglotis (anak tekak). Epiglotis selalu dalam keadaan terbuka, dan hanya akan menutup jika ada makanan yang masuk ke kerongkongan.

  1. c.       Trakea (batang tenggorokan)
Tersusun dari cincin tulang rawan yang terletak di depan kerongkongan dan berbentuk pipa. Bagian dalam trakea licin dilapisi oleh selaput lendir dan mempunyai lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia. Lapisan bersilia berfungsi untuk menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk ke paru-paru.
  1. d.      Bronkus (cabang batang tenggorokan)
Merupakan bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trakea. Bronkus terdapat di paru-paru kanan dan kiri. Setiap bronkus terdiri dari lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari otot halus. Bronkus bercabang-cabang lagi disebut bronkiulus. Dinding bronkiolus tipis dan tidak bertulang rawan.
  1. e.       Pulmo (paru-paru)
Alat pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan di atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastis yang disebut pleura. Paru-paru terdiri atas dua bagian yaitu paru-paru kiri (dua gelambir) dan paru-paru kanan (tiga gelambir). Di dalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus paru-paru bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus yang berakhir pada gelembung-gelembung halus atau gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus sangat tipis, namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah. Pada dinding alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

  1. B.     Mekanisme pernapasan
Proses pernapasan pada manusia terjadi secara sadar maupun tidak sadar.
Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernapas, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang kemudian menahannya beberapa saat lalu mengeluarkannya. Pernapasan secara tidak sadar yaitu pernapasan yang dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh syaraf diotak, misalnya pernapasan yang dilakukan pada saat kita tidur nyenyak.
Proses respirasi melalui 2 tahap, yaitu
  1. 1.      Pernapasan luar (eksternal)
Merupakan pertukaran gas (o2 dan co2 ) yang terjadi antara udara dan darah yang berlangsung di dalam paru-paru. Di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu co2 meninggalkan darah dan o2 masuk kedalam darah melalui proses difusi (perpindahan molekul zat dari hipertonis ke hipotonis).
Reaksinya sebagai berikut:
Hb + O=====è HbO2

  1. 2.        Pernapasan dalam (internal)
Merupakan pertukaran gas di dalam jaringan tubuh. Disini oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.

Reaksinya sebagai berikut :
HbO2  ===è Hb + O2

Dalam pernapasan terjadi 2 siklus yaitu :  inspirasi(menghirup udara) dan ekspirasi(menghembuskan udara).
Berdasarkan otot  yang berperan, terdapat pernapasan dada dan pernapasan perut.

  1. 1.        Pernapasan dada

Pernapasan dada disebut juga pernapasan tulang rusuk. Proses inspirasi diawali dengan berkontraksinya muskulus  interkostalis (otot antartulang rusuk), sehingga menyebabkan terangkatnya tulang rusuk. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. paru-paru mengembang menyebabkan tekanan udara rongga paru-paru menjadi lebih rendah dari udara luar. Sehingga udara luar masuk kedalam paru-paru. Sebaliknya, proses ekspirasi berlangsung saat muskulus interkostalis berelaksasi sehingga tulang rusuk turun kembali yang mengakibatkan rongga dada menyempit, paru-paru mengecil. Paru-paru mengecil menyebabkan tekanan udara dalam rongga paru-paru menjadi lebih tinggi dari tekanan udara luar, sehingga udara keluar dari paru-paru.

  1. 2.      Pernapasan perut

Mekanisme proses inspirasi diawali dengan berkontraksinya otot diafragma sehingga diafrgma yang semula melengkung berubah menjadi datar.
Diafragma merupakan sekat yang tersusun oleh jaringan ikat dan otot yang membagi rongga badan menjadi 2 bagian yaitu rongga perut dan rongga dada. Keadaan diafragma yang datar mengakibatkan rongga dada dan paru-paru mengembang. Tekanan udara yang rendah dalam paru-paru menyebabkan udara masuk kedalam paru-paru, proses ekspirasi terjadi saat otot diafragma berelaksasi, sehingga diafragma kembali melengkung yang mengakibatkan rongga dada dan paru-paru mengecil, tekanan udara dalam paru-paru naik sehingga udara keluar dari paru.
  1. C.    Kelainan atau gangguan pada sistem respirasi dan tekhnologi pengobatannya.

KELAINAN/PENYAKIT PADA SISTEM RESPIRASI MANUSIA SERTA TEKNOLOGI PENGOBATANNYA
Bebrapa kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan pada manusia antara lain sebagai berikut:
  1. a.      Faringitis
Merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan atau kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok.
  1. b.      Pneumonia
Adalah peradangan paru-paru dimana aveolus biasanya berisi cairan dan eritrosit yang berlebihan. Penyakit ini dimulai dengan infeksi dalam alveolus, yaitu membran paru-paru mengalami peradangan dan berlubang-lubang  sehingga cairan dan eritrosit masuk kedalam alveolus. Infeksi ini disebarkan oleh bakteri dari alveolus ke alveolus lain sehingga dapat meluas dapat meluas keseluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
  1. c.       Empisema
Adalah jumlah udara yang berlebihan dalam paru-paru.
Empisema paru-paru ini disebabkan oleh:
  1. Infeksi kronik karena rokok atau bahan lain yang mengiritasi bronkus dengan serius sehingga mengacaukan mekanisme pertahanan normal saluran pernapasan.
  2. Infeksi akibat kelebihan mukus karena peradangan dan edema epitel bronkiolus.
  3. Gangguan saluran pernapasan sehingga kesukaran ekspirasi dan udara yang terperangkap dalam alveolus menyebabkan alveolus menjadi renggang.
  4. d.      Asma
Ditandai dengan kontaksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Penyempitan saluran pernapasan dapat disebabkan oleh hal berikut :
  1. Sumbatan jalan nafas yang sebagian reversibel.
  2. Radang jalan nafas sehingga merusak sel epitel saluran nafas.
  3. Reaksi yang berlebihan pada jalan nafas terhadap berbagai rangsangan, misal reaksi alergi.
Penderita asma diobati dengan obat-obatan yang disebut bronkodilator. Obat ini tidak diminum atau disuntikkan ke penderita tetapi digunakan sebagai inhaler (dihirup).
  1. e.       Dipteri
Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diptherial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan bakteri tersebut.
  1. f.       Asfiksi
Adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Gangguan lain adalah keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
  1. g.      Tuberkulosis (TBC)
Merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri mycrobacterium tuberculosae. Keadaan ini dapat menyebabkan proses difusi oksigen terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
  1. h.      Hipoksia
Adalah kekurangan oksigen dari dalam jaringan. Bila cukup berat, hipoksia dapat menyebabkan kematian sel-sel. Pada tingkat yang kurang berat akan mengakibatkan
  • Penekanan aktifitas mental, kadang-kadang memuncak sampai koma.
  • Menurunkan kapasitas kerja otot.
  1. i.        Asidosis
Disebabkan meningkatnya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah yang menyebabkan terganggunya pernapasan.
  1. Sianosis
Adalah kebiruan pada kulit yang disebabkan karena jumlah hemoglobin deoksigenisasi yang berlebihan didalam pembuluh darah kulit terutama kapiler.
  1. k.      Bronkitis
Adalah radang pada bronkus, gejalanya batuk, demam dan sakit dari bagian kepala.
  1. l.        Tonisilitis
Adalah radang yang disebabkan infeksi pada tonsl oleh bakteri. Gejalanya  adalah sakit tenggorokan, sulit menelan dan demam.
  1. m.    Pleuritis
Adalah radang pada selaput pembungkus paru-paru (pleura)
  1. n.      SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
Adalah penyakit saluran pernafasan akut yng disebabkan oleh virus.
Gejala penyakit : sakit kepala, demam tinggi (> 380 c), batuk, sesak napas, tenggorokan gatal, lesu dan nyeri tubuh. SARS  disebabkan oleh virus yang disebut sars associated coronavirus (sars-cov).
  1. o.      Kanker paru-paru
Biasanya terjadi Pada usia setengah baya yang sering merokok. Penyakit ini dapat dipicu oleh polusi udara dan polusi asap rokok yang mengandung hidrokarbon termasuk benzopiren.
  1. p.      Rinitis
Adalah radang pada membran mukosa dirongga hidung yang menyebabkan bengkak dan mengeluarkan lendir. Penyakit ini disebabkan oleh alergi terhadap suatu benda atau suasana tertentu.

BAHAN 3 :
CARA MENGATASI DAN MENCEGAH BERBAGAI PENYAKIT DAN GANGUAN PADA SISTEM RESPIRASI ANTARA LAIN :
A. Stetoskop
Stetoskop merupakan alat yang digunakan oleh dokter untuk menentukan bagian dari sistem respirasi yang mengalami kelainan, yaitu dengan mengenali suara akibat gesekan udara pernafasan melalui stetoskop.

  1. B.     Radiasi menggunakan sinar – X
Radiasi menggunakan sinar – X (rontgen) biasanya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit pada alat pernapasan, misalnya kanker paru-paru. Adapun cara kerja alat rontgen adalah sebagai berikut. Pasien menarik napas dalam-dalam dan berdiri tegak menghadap lapisan film. Mesin rontgen berada sekitar  meter belakang pasien. Metode yang umum dilakukan  yaitu PA (Posterior ke anterior), dimana sinar -X akan menyinari  bagian tubuh dari belakang masuk melewati tubuh dan keluar dibagian depan. Bila mesin ada didepan pasien maka sinar –X masuk dari bagian depan dan keluar dari bagian belakang, metodenya disebut AP (Anterior ke posterior).
  1. 1.      Pulmotor

Pulmotor merupakan alat yang sering digunakan di rumah sakit untuk melakukan pernapasan buatan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam atau shock karena sengatan listrik. Di rumah sakit pulmotor dilengkapi dengan tabung oksigen yang besar atau dibuat instalasi khusus yang dilengkapi dengan klep atau alat khusus dalam setiap ruang pasien.
  1. 2.      Intubasi Endotrakea dan Trakeostomi

Cara yang sering digunakan untuk menjaga agar trakea tetap terbuka yang dilakukan terhadap pasien yang baru saja menjalani endotrakea. Caranya adalah dengan memasukan selang dalam trakea. Selain intubasi endotrakea, ada cara lain yang sering dilakukan oleh ahli bedah trakeostomi. Trakeotomi biasanya dilakukan untuk memasukkan alat yang difungsikan untuk mengeluarkan sekresi dari cabang bronkus (bronkiolus) atau saluran pernapasan lain untuk meningkatkan kerja paru-paru.
  1. 3.      Oxygen catheter atau Oxygen cannula
Alat ini biasanya digunakan untuk mengalirkan oksigen ke dalam lubang hidung. Cara ini biasanya dilakukan terhadap pasien yang sulit bernapas.
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Di dalam sistem pernapasan  oksigen merupakan hal utama yang dibutuhkan dan berdasar kepada kebutuhan oksigen. Pernapasan  seluler dibagi menjadi pernapasan aerop dan anaerob.
Secara garis besar pernapasan merupakan pemecah glukosa dengan bantuan-bantuan enzim untuk menghasilkan energi. Pernapasan pada manusia menggunakan paru-paru. Jalur pernapasan manusia adalah sebagai berikut :
Rongga hidung => faring => laring => trakea => bronkus =>bronkilius, aveolus. Pertukaran/difusi O2 dan CO2 pada paru-paru  terjadi pada dibagian alveolus.
Pernapasan melibatkan 2 proses yaitu  menarik nafas (inspirasi) dan mengeluarkan nafas (ekspirasi) berdasarkan organ-organ yang terlibat.
Pernapasan dibagi menjadi  2 yaitu pernapasan  dada dan pernapasan perut.
Dalam keadaan normal volume udara pernapasan  500- 3500ml, Yang terdiri dari 500 ml volume tidal, 1500ml komplementer dan 1500 ml udara suplementer. Kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu tersebut kapasitas total.
Ada beberapa gangguan dan kelainan yang menyerang alat pernapasan antara lain : faringistis, pneumonia, emfisema paru-paru, asma, dipteri, asfiksi, tuberkulosis (TBC), hipoksia, asidosis, sianosis, bronkitis, tonsilitis, pleuritis, SARS, kanker paru-paru dan rinitis.
Teknologi pengobatan untuk mengatasi dan mencegah berbagai penyakit dan gangguan pada sistem rsepirasi antara lain sebgai berikut : stetoskop, radiasi menggunakan sinar – X, pulmotor, intubasi endotrakea dan trakeostomi, oygen catheter atau oygen cannula
  1. Saran dan Kritik
Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan  saran sebagai berikut:
  1. Perlu adanya usaha usaha untuk  mencegah sistem respirasi pada manusia yang rentan terhadap penyakit pernapasan.
  2. Menyadari bahwa sistem respirasi berkaitan dengan lingkungan.
  3. Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

  • Aryulina, Dyah, dkk. 2004. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas IX. Jakarta :ESIS.
  • Pratiwi, D.A, dkk. 2007. Biologi untuk SMA dan MA kelas IX jilid 2. Jakarta : Erlangga.

BAHAN 4 :
 
BAB IVKelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasipada Manusia
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalamigangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
a. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitansaluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yangmengganggu jalan napas. b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalannafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.e. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.f. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
A. PNEMONIA BAKTERIPnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawahKlasifikasi :a.

Berdasarkan luas lesi dapat dibedakan
Bronkopnemonia .
Pnemonia segmental.
Pnemonia lobar.
Pleropnemonia. b.

Berdasarkan mekanisme terjadinya, dibedakan atas :
Pnemonia yang didapat diluar Rumah sakit / didalam masyarakat ("CommunityAcquired Pneumonia") Pada umumnya disebabkan oleh kuman gram positip.
Pnemonia yang didapat di Rumah sakit (" Hospital Acquired Pneumonia" / Nosocomial Pneumonia ) pada umumnya disebabkan oleh kuman gram negatip.
Pnemonia pada penderita daya tahan tubuh menurun (ImmunocompromizedPneumonia) Pada- umumnya disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak  patogen pada tubuh normal. 
 
B. Tuberkolosis / TBC,merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil padadinding alveolus.C. Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida. b. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkantubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
4. Pencegahan Penyakit Pada Sistem Pernafasan
1. AsmaSemua serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain :1.Menjaga kesehatan2.Menjaga kebersihan lingkungan3.Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma4.Menggunakan obat-obat antipenyakit asma2. Kanker Paru-paruPengobatan :1. Pembedahan2. Radiasi3. Kemoterapi
 
BAB VPENUTUP
Kesimpulan
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk , ototinterkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .Dalam mekanismenya, Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea,dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbukatrakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan kepada paru-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan pertukaran gas.Penulis menyimpulkan system pernafasan adalah system dalam tubuh yang harusdijaga dan dipelihara, karena jika salah satu organ pernafasan rusak akan menggangguorgan system pernafasan yang lain.
 Dengan nafas kita bisa Hidup.
Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan lainnya
 
DAFTAR PUSTAKA
BAHAN 5
 
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh factor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain system buffer, system respirasi, fungsi ginjal, gangguan system kardiovaskular maupun gangguan fungsi sususnan saraf pusat. Gangguan keseimbangan asam basa serius biasanya menunjukkan fase akut ditandai dengan peregeseran ph menjauhi batas nilai normal. Secara umum, analisis keseimbangan asam basa ditujukan untuk mengetahui jenis gangguan keseimbangan asam basa yang sedang terjadi pada pasien. Gangguan keseimbangan asam basa dikelompokkan dalam 2 bagian utama yaitu respiratorik dan metabolic. Kelainan respiratorik didasarkan pada nilai pCO2 yang terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan ekskresinya di paru, sedangkan metabolic berdasarkan nilai HCO3-, BE, SID (strong ions difference), yang terjadi karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organic yang menyebabkan peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstraseluler.
1. Asidosis Respiratorik
Terjadi apabila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi peningkatan PCO2 (hiperkapnia). Beberapa factor yang menimbulkan asidosis respiratorik:
• Inhibisi pusat pernafasan : obat yang mendepresi pusat pernafasan (sedative, anastetik), kelebihan O2 pada hiperkapnia
• Penyakit neuromuscular : neurologis (poliomyelitis, SGB), muskular (hipokalemia, muscular dystrophy)
• Obstruksi jalan nafas : asma bronchial, PPOK, aspirasi, spasme laring
• Kelainan restriktif : penyakit pleura (efusi pleura, empiema, pneumotoraks), kelainan dinding dada (kifoskoliosis, obesitas), kelainan restriktif paru (pneumonia, edema)
• Overfeeding
Prinsip dasar terapi asidosis respiratorik adalah mengobati penyakit dasarnya dan dukungan ventilasi . hiperkapnia akut merupakan keadaan kegawatn medis karena respon ginjal berlangsung lambat dan biasanya disertai dengan hipoksemia, sehingga bila terapi yang ditujukan untuk penyakit dasar maupun terapi oksigen sebagai suplemen tidak member respon baik maka mungkin diperlukan bantuan ventilasi mekanik baik invasive maupun non invasive.
2. Alkalosis Respiratorik
Terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PCO2 (hipokapnia) yang dapat menyebabkan peningkatan ph. Hiperventilasi alveolar timbul karena adanya stimulus baik langsung maupun tidak langsung pada pusat pernafasan, penyakit paru akut dan kronik, overventilasi iatrogenic (penggunaan ventilasi mekanik).
Beberapa etiologi alkalosis respiratorik:
• Rangsangan hipoksemik :penyakit jantung dengan edema paru, penyakit jantung dengan right to left shunt, anemia gravis
• Stimulasi pusat pernafasan di medulla : kelainan neurologis, psikogenik (panic, nyeri), gagal hati dengan ensefalopati, kehamilan
• Mechanical overventilation
• Sepsis
• Pengaruh obat : salisilat, hormone progesterone
3. Asidosis Metabolik
Ditandai dengan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Kompensasi umumnya terdiri dari kombinasi mekanisme respiratorik dan ginjal, ion hydrogen berinteraksi dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO2 yang dieliminasi di paru sementara itu ginjal mengupayakan ekskresi ion hydrogen ke urin dan memproduksi ion bikarbonat yang dilepaskan ke cairan ekstraseluler.
Beberapa penyebab asidosis metabolik:
• Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh : asidosis laktat, ketoasidosis, intoksikasi salisilat, intoksikasi etanol
• Berkurangnya kadar ion HCO3 di dalam tubuh : diare, renal tubular acidosis
• Adanya retensi ion H di dalam tubuh :penyakit ginjal kronik
Dari persamaan Henderson-Hasselbalch pH dipengaruhi oleh rasio kadar bikarbonat (HCO3-) dan asam karbonat darah (H2CO3) sedangkan kadar asam karbonat darah dipengaruhi oleh tekanan CO2 darah (pCO2). Bila rasio ini berubah, pH akan naik atau turun. Penurunan pH darah di bawah normal yang disebabkan penurunan kadar bikarbonat darah disebut asidosis metabolik. Sebagai kompensasi penurunan bikarbonat darah, akan dijumpai pernafasan cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul) sehingga tekanan CO2 darah menurun (hipokarbia). Di samping itu ginjal akan membentuk bikarbonat baru (asidifikasi urine) sehingga pH urine akan asam. Penurunan kadar bikarbonat darah bisa disebabkan hilangnya bikarbonat dari dalam tubuh (keluar melalui saluran cerna atau ginjal) ataupun disebabkan penumpukan asam-asam organik, -baik endogen maupun eksogen-, yang menetralisir bikarbonat.
Khusus penilaian terhadap faktor penyebab asidosis metabolic terdapat dua cara yaitu cara tradisional dengan kesenjangan anion (anion gap), dan cara kuantitatif kimia-fisik (stewart) dengan menghitung strong ion gap dan atau BE gap. Menurut analisis stewart, untuk mencari factor penyebab asidosis metabolic diperlukan pemeriksaan elektrolit natrium, klor dan juga albumin.
4.Alkalosis Metabolik
Suatu proses terjadinya peningkatan primer bikarbonat dalam arteri. Akibat peningkatan ini, rasio PCO2 dan kadar HCO3 dalam arteri berubah. Usaha tubuh untuk memperbaiki rasio ini dilakukan oleh paru dengan menurunkan ventilasi (hipoventilasi) sehingga PCO2 meningkat dalam arteri dan meningkatnya konsentrasi HCO3 dalam urin.
Penyebab alkalosis metabolik:
• Terbuangnya ion H- melalui saluran cerna atau melalui ginjal dan berpindahnya ion H masuk ke dalam sel
• Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dari dalam tubuh
• Pemberian bikarbonat berlebihan
(Dari berbagai referensi)

BAHAN 6 :

Gangguan keseimbangan asam basa

Filed Under: keperawatan — ermadcaprio — Leave a comment
03/15/2011
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.Satuan derajat keasaman adalah pH:
·  pH 7,35 – 7,45 adalah netral
·  pH diatas 7,45 adalah basa (alkali)
·  pH dibawah 7,35 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ø  Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2.Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Ø  Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan           karbondioksida (suatu komponen asam).
Ø  Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.
Ø  Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3.Pembuangan karbondioksida.
Ø  Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel.
Ø  Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
Ø  Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan.
Ø  Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa.
Ø  Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan,maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Nilai pH dapat dilihat dari darah arterial dengan rentang normal
7,35-7,45. Harga normal hasil pemeriksaan laboratorium analisis gas
darah adalah sbb:
  • pH 7,35-7,45
  • pO2 80-100 mmHg
  • pCO2 35-45 mmHg
  • [HCO3-] 21-25 mmol/L
  • Base excess -2 s/d +2
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keseimbangan asam basa adalah :
1. Konsentrasi ion hidrogen [H+]
2. Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]
3. pCO2
Berikut perbandingan peranan masing-masing faktor dalam diagnosis
gangguan asam basa :
 disebut asidosisà- Bila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun
 alkalosisà- Bila konsentrasi H+ turun, maka pH naik
- Bila HCO3- berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut
suatu keadaan metabolik
- Bila pCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut
suatu keadaan respiratorik
Dari konsep tersebut, didapatkan empat kondisi, yaitu :
1. Asidosis metabolik
2. Asidosis respiratorik
3. Alkalosis metabolik
4. Alkalosis respiratorik
1.ASIDOSIS
Ø  Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
2.ALKALOSIS
Ø  Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
ASIDOSIS RESPIRATORIK
Defenisi
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
Gambaran Klinis
1.     Hipoksia
2. Vasodilatasi (karena CO2 ↑)
Diagnosis
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.
Laboratorium: pH ↓ – pCO2 ↑ – HCO3 ↑ – BE (+)
Penatalaksanaan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bias diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema.Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan berat mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.
ASIDOSIS METABOLIK
Defenisi
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1.     Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
  • Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2.    Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
  • Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.
  • Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.
  • Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3.    Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.
  • Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.
  • Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
·  Gagal ginjal
·  Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
·  Ketoasidosis diabetikum
·  Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
·  Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat,
metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
·  Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan
karena diare, ileostomi atau kolostomi.
Gambaran klinis
1.     Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan.
2.    Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
3.    Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
4.    Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.
Diagnosis
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali.
Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.
Penatalaksanaan
Pengobatan asidosis metabolic tergantung pada penyebabnya.Sebagai contoh diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan berat.
Tujuan koreksi – mengganti defisit basa
  • Dipakai Na bikarbonat/ natrium laktat
  • Rumus: BE x BB x 0.3 = jumlah mEq bikarbonat yg diperlukan
2 – 4 mEq/ kgBB
  • Cara: diencerkan dengan D 5 % – berikan perlahan-lahan
ALKALOSIS RESPIRATORIK
Defenisi
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Penyebab
Alkalosis respratorik terjadi bila ada hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan kadar CO2 tubuh turun sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk menurunkan pH dengan meretensi H+ oleh ginjal agar absorpsi HCO3- berkurang. Ingat, bila pH tinggi berarti [H+] turun.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab akut dapat berupa stimulasi saraf sentral pada tumor serebri,ensefalitis, dan intoksikasi. Penyebab kronis dapat berupa penyakit paru kronis.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Gambaran Klinis
- Pasien sering menguap
- Napas lebih cepat dan dalam
- Kepala terasa ringan
- Parestesi sekitar mulut serta kesemutan
Diagnosis
Laboratorium: pH ↑ – pCO2 ↓ – bikarbonat ↓ – BE (-)
Penatalaksanaan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.
Ø  Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.
Ø  Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Ø  Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
ALKALOSIS METABOLIK
Defenisi
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang
yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama alkalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2.Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3.Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).
Diagnosis
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
Lab: pH ↑, CO ↑, BE (+), pO2 ↓, HCO3
Penatalaksanaan
Biasanya alkalosis metabolic diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit dalam hal ini adalah natrium dan kalium.Pada kasus berat,diberikan ammonium klorida secara intravena.
Untuk pemberian K+ (KCl) memperbaiki alkalosis (max 40 mEq K+/ L)
HASIL ANALISA GAS DARAH KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA
Kondisi
pH
HCO3
PaCO2
Asam basa seimbang
Asidosis metabolic
Asidosis respiratorik
Alkalosis metabolic
Alkalosis respiratorik
7,35 -7,45
<7,35
<7,35
>7,45
>7,45
22 – 26 mEq/L
<22 mEq/L
Normal atau >26
>26 mEq/L
Normal atau <22
35 – 45 mmHg
Normal atau <35
>45 mmHg
Normal atau >45
<35 mmHg

BAHAN 7 :

Keseimbangan Asam Basa dalam Darah

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.

Satuan derajat keasaman adalah pH:

·  pH 7,0 adalah netral
·  pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
·  pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
  1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
    Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
  2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
    Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
    Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.
Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
  1. Pembuangan karbondioksida.
    Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.
Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.

Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.

Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.

Asidosis Respiratorik
Defenisi :
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.


Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.


Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.


Asidosis Metabolik
Defenisi :
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
  1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
    Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
    Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
    Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
  2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
    Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.
    Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.
    Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
  3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.
    Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.
    Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:

·  Gagal ginjal
·  Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
·  Ketoasidosis diabetikum
·  Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
·  Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
·  Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.

Alkalosis Respiratorik

Defenisi :
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.

Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

Alkalosis Metabolik

Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

Penyebab :
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).

SUMBER:
http://choled.wordpress.com/2008/02/17/
http://ayosz.wordpress.com/2008/02/21/kesimbangan-asam-basa

BAHAN 8 :
Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia
HomeSainsIPA    - 16 Comments
http://me.effectivemeasure.net/emnb_49_31.gif
(Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia) – Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapaorgan dapat mengalami gangguan. Gangguan ini biasanyaberupa kelainan atau penyakit. Penyakit atau kelainan yangmenyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkanterganggunyaproses pernapasan.
Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada sistem pernapasan manusia:
  1. Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paruparu mengalami pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
  2. Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.
  3. Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
  4. Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
  5. Bronkhitis, merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
  6. Influenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
  • Manusia perlu bernapas untuk mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida. Oksigen diperlukan dalam proses pembentukan energi. Karbon dioksida yang merupakan hasil dari pembakaran zat makanan perlu dikeluarkan karena dapat menjadi racun bagi tubuh.
  • Pernapasan pada manusia memerlukan sejumlah organ pernapasan, yaitu hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Pertukaran gas-gas terjadi di paru-paru, tepatnya di alveoli.
  • Paru-paru merupakan organ yang pasif, proses menghirup napas dan mengeluarkan napas sesungguhnya dikontrol oleh gerakan otot antartulang dada (pernapasan dada) dan pergerakan diafragma (pernapasan perut). Pernapasan dada dan pernapasan perut hanyalah istilah saja, karena sesungguhnya keduanya berlangsung bersamaan.
BAHAN 8
Kelainan/Penyakit pada Pernapasan
Filed under: Sistem Pernafasan — gurungeblog @ 1:37 am
Tags:
Kelainan, Penyakit pada Pernapasan
Sistem pernapasan dapat mengalami berbagai gangguan, baik karena kelainan sistem pernapasan atau akibat infeksi kuman. Beberapa jenis gangguan antara lain :
-Asma/sesak napas, penyempitan saluran napas akibat otot polos pembentuk dinding saluran terus berkontraksi, disebabkan alergi atau kekurangan hormon adrenalin.
-Asfiksi, gangguan pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan akibat tenggelam, pneumonia, keracunan CO.
-Asidosis, akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah
-Wajah adenoid (wajah bodoh), penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa (polip), pembengkakan di tekak (amandel).
-Pneumonia, radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia.
-Difteri, penyumbatan faring/laring oleh lendir akibat infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae
-Emfisema, menggelembungnya paru-paru akibat perluasan alveolus berlebihan.
-Tuberculosis (TBC), penyakit paru-paru akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosa.
-Peradangan pada sistem pernapasan :
  • bronchitis, radang bronkhus.
  • laringitis, radang laring
  • faringitis, radang faring
  • pleuritis, radang selaput paru-paru
  • renitis, radang rongga hidung
  • sinusitis, radang pada bagian atas rongga hidung (sinus)
BAHAN 9 :
Gangguan pada Pernapasan






1 Vote

Gangguan Pernapasan
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman maupun polusi udara. Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat pernapasan sebagai berikut.
1. Influenza
Influenza (flu) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Orang yang terserang flu akan mengalami demam, menggigil, batuk,http://tugino230171.files.wordpress.com/2011/07/virus-influenza.png?w=593 sakit kepala, bersin-bersin, serta nyeri punggung. Lendir yang keluar dari hidung menutup lubang hidung sehingga udara terhalang masuk dan mengganggu pernapasan.
b. Sesak Napas
Sesak napas merupakan gangguan pernapasan karena udara yang tercemar oleh asap. Asap dapat berasal dari pembakaran sampah, kendaraan bermotor, dan rokok. Selain asap, debu juga dapat mengakibatkan sesak napas.
c. Asma
Asma adalah satu penyakit turunan. Jika orang tuanya atau kakek-neneknya asma, kemungkinan seseorang bisa mendapat penyakit asma. Gejala penyakit Asma adalah orang sukar bernapas hingga berbunyi (mengi/bengek) karena saluran pernafasannya menyempit akibat lendir yang disebabkan alergi. Asma yaitu gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan. Menyempitnya saluran pernapasan dapat terjadi karena beberapa hal berikut.
·         Udara yang tercemar oleh asap dan debu.
·         Udara yang terlalu dingin.
·         Keadaan jiwa penderita, misalnya stres dan tekanan emosi.
d. Tuberkulosis (TBC)
Radang paru-paru karena bakteri Tuberkulosis. Radang yang disebabkan oleh bakteri ini biasa disebut TBC paru-paru. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak.  
e. Bronkitis
Bronkitis yaitu adanya peradangan pada batang tenggorok (bronkus). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akanhttp://tugino230171.files.wordpress.com/2011/07/bronkitis.png?w=593 sembuh. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius. Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia).Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.
f. Polip
Polip merupakan penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinya pembengkakan kelenjar limfe. Polip Hidung adalah tonjolan http://tugino230171.files.wordpress.com/2011/07/polip-hidung.png?w=593pada jaringan permukaan  rongga hidung bagian dalam. Bentuknya bertangkai dan memanjang (mirip dengan buah anggur bening lonjong bertangkai). Itu sebabnya penderita polip hidung merasa terganggu akibat tonjolan di dalam hidungnya sehingga tidak leluasa bernafas (buntu) dan pilek berkepanjangan.
Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, jagalah kesehatan alat pernapasanmu dengan membiasakan diri berpola hidup sehat! Pola hidup sehat tersebut di antaranya sebagai berikut.
·         Berolahraga secara teratur.http://tugino230171.files.wordpress.com/2011/07/no-smoking.png?w=593
·         Menjaga sirkulasi udara di rumah.
·         Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
·         Istirahat teratur.
·         Mengenakan masker saat berkendaraan.
·         Tidak merokok.

BAHAN INI, KAYANYA ,, HEHEHEHE

Gangguan Keseimbangan Asam Basa

0 komentar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3RiLcR1S_GtHDLz1N2eJzw901QoQb7dlkkdfraBGWKDSGPuA3rhOtMnC7TLnhba6tIHUi_UdLiqaxkQYer56KAg7BKG8LZNCh6ukCNhq7iJQ3MgCykTApCUMG26vkfyA3u9bVRLCIcNFr/s320/jpg.jpegGangguan Keseimbangan Asam Basa.

A. Asidosis Respiratorik

1. Pengertian

 Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

2. Penyebab

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti :

a. Emfisema
b. Bronkitis kronis
c. Pneumonia berat
d. Edema pulmoner
f. Asma.

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

3. Gejala

Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.

4. Diagnose

Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

5. Pengobatan

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema.

Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

B. Asidosis Metabolik

1. Pengertian

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

2. Penyebab

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama adalah :

a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.

Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.

c. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya.

Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

1. Penyebab utama dari asidois metabolik : Gagal ginjal
2. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
3. Ketoasidosis diabetikum
4. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
5. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
6. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, leostomi atau kolostomi.

3. Gejala

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.

Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

4. Diagnosa

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.

Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

5. Pengobatan

Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.

Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya.

Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

C. Alkalosis Respiratorik

1. Pengertian

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

2. Penyebab

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah :

a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.

3. Gejala

Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

4. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri. pH darah juga sering meningkat.

5. Pengobatan

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

D. Alkalosis Metabolic

1. Pengertian

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

2. Penyebab

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik :

a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan  kortikosteroid).

3. Gejala

Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

4. Diagnosa

Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
5. Pengobatan

 Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

Terima kasih atas kunjungannya di blog "Menara Ilmu" semoga artikel  tentang Gangguan Keseimbangan Asam Basa bermanfaat untuk anda.
BAHAN 9 :
Peranan paru, ginjal dalam keseimbangan asam basa.
Terdapat tiga sistem yang mengatur pH tubuh : buffer kimia, sistem respiratorius, dan sistem renal.
Buffer kimia, substansi yang mengkombinasikan asam
dan basa, bereraksi secara langsung untuk menjaga pH, dan merupakan kekuatan penjaga keseimbangan asam-basa tubuh yang paling efisien. Buffer ini terdapat dalam darah, cairan intraseluler, dan cairan ekstraseluler. Buffer kimia yang utama yaitu bikarbonat, fosfat, dan protein.
Dasar keseimbangan asam-basa
Garis pertahanan kedua dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa yaitu sistem respirasi. Paru-paru mengatur karbon dioksida (CO2) dalam darah, yang dikombinasikan dengan H2O untuk membentuk H2CO3-. Kemoreseptor pada otak mendeteksi pergantian pH dan mengatur laju dan kedalaman respirasi untuk mengatur level CO2. Lebih cepat, pernafasan yang lebih dalam akan mengeliminasi CO2 dari paru-paru, dan lebih sedikit H2CO3 yang terbentuk., sehingga pH naik. Alternatifnya, lebih lambat, dengan pernapasan yang lebih dangkal akan mengurangi eksresi CO2, sehingga pH akan turun.
Tekanan parsial dari level arterial CO2 (PaCO2) menunjukkan level CO2 dalam darah. PaCO2 normal yaitu 35 hingga 45 mm Hg. Level CO2 yang lebih tinggi mengindikasikan hipoventilasi akibat pernafasan yang dangkal. Level PaCO2 yang lebih rendah mengindikasikan suatu hiperventilasi. Sistem respirasi, yang dapat menangani keseimbangan asam – basa seperti halnya sistem buffer, bereaksi dalam hitungan menit, dengan kompensasi yang temporer. Penyesuaian jangka panjang membutuhkan sistem renal.
Sistem renal menjaga keseimbangan asam-basa dengan cara mengabsorbsi atau mengeksresikan asam dan basa. Selain itu, ginjal juga dapat memproduksi HCO3- untuk mengatasi persediaan yang rendah. Level HCO3- yang normal yaitu 22 hingga 26 mEq/L. Ketika darah menjadi asam, ginjal akan mereabsorbsi HCO3- dan mengeksresikan H+. saat darah menjadi alkali (basa), ginjal akan mengeksresikan HCO3-¬ dan menahan H+. Tidak seperti paru-paru, ginjal dapat memberikan efek hingga 24 jam sebelum kembali ke pH yang normal.


GAMBAR:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy7-5lWlDvlv2i2aVzLkVppCObX9Xa8fNovXMNglMZOYUv2Xgsxl3TLGBHOQjIpjnqK-fzFY7wfVyTxAUB_BokEKQX7dc7odu5X97_L_-57SUvv1qJeJ3KDGQLE7-0OzI_2OdBtYv9X9X7/s320/Penyakit-Ginjal.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSKmqSvgEwpGvGHLps9CQvzUvzDTMyvs32tujHt4yt_xboPoxKCeNcWyUjrGFcGZSBpUewl9rhxrosi4pkwk3bn4zM5yVnFwx3sPsciNUYy23GMAaluFIQbaOYOnNEwegJUbwmEUi_N1Wn/s320/ginjal.jpg
BAHAN 10 :
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4; pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH <7,35 dikatakan asidosi, dan jika pH darah >7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
  1. pembentukkan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat.
  2. katabolisme zat organik
  3. disosiasi asam organik pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H.
Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain:
  1. perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat, sebaliknya pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.
  2. mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh
  3. mempengaruhi konsentrasi ion K
bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H seperti nilai semula dengan cara:
  1. mengaktifkan sistem dapar kimia
  2. mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernafasan
  3. mekasnisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan
Ada 4 sistem dapar:
  1. Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat
  2. Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
  3. Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat
  4. Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara. Jika dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akinat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan amonia.
Ketidakseimbangan Asam-Basa
 Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
  1. Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukkan H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
  2. Alkalosis metabolik, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukkan ion H menurun.
  3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru, diare akut, diabetes melitus, olahraga yang terlalu berat dan asidosis uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.
  4. Alkalosis metabolik., terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defiensi asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis. Hilangnyaion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat.
untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan asam-basa tersebut, fungsi pernapasan dan ginjal sangat penting.

KESIMPULAN
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.


Daftar Pustaka
  • Sherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology: From cells to system. 5th ed. California: Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.
  • Silverthorn, D.U. (2004). Human Physiology: An Integrated approach. 3th ed. San Fransisco: Pearson Education.

BAHAN 11 :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar