Minggu, 27 Oktober 2013

Makalah Gizi

DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Sasaran dan tujuan
1.3 Sistematika bahasan

BAB II PEMBAHASAN
 2.1 Pembahasan kekurangan gizi
 2.2  Penyebab-penyebab kekurangan gizi                                                                                                                     2.3                                                                                                                                                 

A. Mineral
B. Klasifikasi Mineral
C. Jenis Mineral Mikro dan Gangguannya

D. Proses Metabolisme Mineral Mikro
E. Peran Mineral Mikro Esensial Dalam Tubuh
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah kurang gizi memang sudah banyak terjadi di beberapa Negara berkembang termasuk di Indonesia. Melihat sumber dana yang terbatas yang tersedia pada Negara-negara berkembang dan menumpuknya kebutuhan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kurang gizi juga telah dinyatakan sebagai masalah utama kesehatan dunia dan berkaitan dengan lebih banyak kematian dan penyakit yang disebabkan oleh masalah kurang gizi tersebut.walaupun.telah banyak dilakukan penyuluhan tentang masalah kurang gizi namun masih banyak masyarakat yang mengalami masalah masalah gizi.Dalam gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi.
Menurut Alan Berg, 1986. Gizi yang kurang mengakibatkan terpengaruhnya perkembangan mental, perkembangan jasmani, dan produktifitas manusia karena semua itu mempengaruhi potensi ekonomi manusia. Keadaan gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkat, yaitu keadaan gizi lebih, keadaan gizi baik, dan keadaan gizi kurang.Keadaan gizi lebih terjadi apabila gizi yang dibutuhkan melebihi standart kebutuhan gizi. Gizi baik akan dicapai dengan memberi makanan yang seimbang dengan tubuh menurut kebutuhan. Sedang gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi.
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut status gizi.Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh semua zat gizi maka disebut status gizi optimum.Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya.
Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi / gizi disebut gizi lebih (overnutrition) dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).
Penyakit kurang gizi kebanyakan ditemui pada masyarakat golongan rentan terutama pada anak-anak yaitu golongan yang mudah sekali mengalami penyakit akibat kekurangan gizi dan kekurangan zat makanan (deficiency) misalnya kwarsiorkor, busung lapar, marasmus, beri-beri, dan lain-lain.

BAB II
KAJIAN TEORI

1.2 Pembahasan Kekurangan Gizi
Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan  dan perkembangan fisik maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas  dan produktifitas penduduk. Timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan  penurunan kegiatan produksi yang drastis akibatnya lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita turun. Hal ini jelas berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena tidak terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit menular akibat lingkungan hidup yang tidak sehat.
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah kelompok bayi dan anak balita.Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita).Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
*      Dibawah ini akan diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya :

1)      Berat Badan Per Umur
·      Gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89% standar Harvard.
·      Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara 60,1-80 % standar Harvard.
·      Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard.




2)   Tinggi Badan Menurut Umur
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·      Gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard.
·      Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
·      Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari 70% standar Harvard.

3)   Berat Badan Menurut Tinggi
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard juga. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·      Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standar Harvard.
·      Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari standar Harvard.
·      Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.

4)   Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya sebagai berikut :
·      Gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.
·      Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski.
·      Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.




1.3 Penyebab-penyebab Kekurangan Gizi di Indonesia
Secara umum, masalah kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Banyak ahli yang mengungkapkan pendapatnya terkait hal tersebut di antaranya faktor menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu keluarga miskin, ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak, dan faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan, dan diare.
Begitu pula pada tahun 1988, UNICEF telah mengembangkan kerangka konsep makro sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Menurut UNICEF, ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Adapun penyebab langsung dapat disebabkan oleh asupan makanan dan infeksi penyakit sedangkan penyebab tidak langsung dapat disebabkan oleh pola asuh anak, ketersediaan pangan, dan layanan kesehatan/sanitasi.Sedangkan di Indonesia sendiri, ada dua faktor utama penyebab kasus kekurangan gizi yang menyerang sejumlah warga Indonesia, yaitu faktor ekonomi (kemiskinan warga) dan tingkat pendidikan yang rendah.
1.4 Penyakit-penyakit Akibat Kekurangan Gizi di Indonesia
Jenis penyakit kekurangan gizi yang sering menimpa penduduk di Indonesia, terutama balita adalah sebagai berikut.
a)      Gangguan gizi akibat Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Hasil penelitian di berbagai tempat dan di banyak negara menunjukkan bahwa penyakit gangguan gizi yang paling banyak ditemukan adalah gangguan gizi akibat kekurangan energi dan protein (KEP).Dalam bahasa Inggris, penyakit ini disebut Protein Calorie Malnutrition atau disingkat PCM. Ada juga ahli yang menyebutnya sebagai Enery Protein Malnutrition atau EPM, namun artinya sama.
*  Contoh Penyakit Kekurangan Gizi :
1)   Kwarshiorkhor (yang disebabkan karena kekurangan kalori dan protein) usia 6 bulan sampai 4 tahun..
*   Cara mengatasi kwarshiorkor :
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap.Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
2)   Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering.Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya).Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.

*   Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu :
·      Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu lahir.
·      Wajahnya seperti orang tua dan Kulit keriput,
·      pantat kosong, paha kosong, dan tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
3)      Busung lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO).Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa.Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut.Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).
*   Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
·      Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
·      Badan kurus
·      Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
·      Sekitar mata bengkak dan apatis
·      Anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.

b)     Gangguan Gizi akibat Kekurangan Vitamin A (KVA)
Vitamin A diperlukan untuk penglihatan.Vitamin tersebut merupakan bagian penting dari penerima cahaya dalam mata.Selain itu vitamin A juga diperlukan untuk mempertahankan jaringan ari dalam keadaan sehat.Kulit, pinggiran dan penutup berbagai bagian tubuh, seperti kelopak mata, mata, hidung, mulut, paru-paru, dan tempat pencernaan, ke semuanya dikenal sebagai jaringan ari.Vitamin A juga mempunyai beberapa fungsi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.Kekurangan vitamin A pertumbuhan menjadi terhambat dan rangka tubuh berhenti tumbuh.
*   Tanda awal dari kekurangan vitamin A adalah tureunnya kemampuan melihat dalam cahaya samar. Penderita sama sekali tidak dapat melihat apabila memasuki ruangan yang agak gelap secara tiba-tiba.

c)   Gangguan Gizi akibat Kekurangan Besi (Anemia gizi)
Zat besi adalah mineral mikro yang mempunyai peran penting untuk menjaga kesehatan tubuh.Mineral tersebut terdapat dalam darah dan semua sel tubuh.Zat besi dalam darah merah berada sebagai bagian dari hemoglobin dan pigmen sel merah.mineral tersebut bertindak sebagai pembawa oksigen dan karbondioksida.Jika tidak terdapat cukup zat besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan keadaan tidak sehat timbul yang dikenal sebagai anemia gizi. Rendahnya kadar hemoglobin dalam darah dilihat apabila bagian kelopak mata penderita terlihat berwarna pucat.
d)     Gangguan Gizi akibat Kekurangan Iodium
Kekurangan iodium akan mengakibatkan membesarnya kelenjar gondok. karena itu, penyakit yang timbul akibat kekurangan iodium disebut penyakit gondok. Karena penyakit pembesaran kelenjar gondok ini ditemukan di daerah-daerah tertentu untuk jangka waktu yang lama, maka disebut penyakit gondok endemik.Di daerah penyakit gondok endemik, pembesaran kelenjar gondok dapat terjadi pada semua umur, bahkan seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan iodium dan jika tidak diobati maka pada usia satu tahun sudah akan terjadi pembesaran kelenjar gondoknya.
          Kejadian pembesaran kelenjar gondok terbanyak ditemukan pada usia antara 9 sampai 13 tahun pada anak laki-laki dan antara usia 12 sampai 18 tahun pada anak perempuan. Pada usia dewasa jarang sekali terjadi pembesaran kelenjar gondok kecuali pada wanita yang sering ditemukan pembesaran kelenjar gondoknya baru timbul setelah usia 19 atau 20 tahun. Setelah mencapai usia puber, kelenjar gondok yang timbul pada usia kanak-kanak itu cepat sekali membesar dan dapat berubah menjadi bentuk nodula. Akan tetapi yang mengkhawatirkan adalah kemungkinan terjadinya manusia kerdil atau kretinisme di samping gangguan perkembangan otak yang membawa akibat gangguan mental.Terjadinya kekurangan iodium terutama akibat rendahnya kadar iodium dalam tanah sehingga air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di daerah itu juga rendah kadar iodiumnya. Di samping itu beberapa jenis makanan mengandung zat yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar gondok dan disebut zat goiterogen.Zat tersebut ditemukan dalam sayuran dari jenis Brassica seperti kubis, lobak, kol kembang.Juga zat tersebut ditemukan dalam kacang kedelai, kacang tanah dan obat-obatan tertentu.Zat goiterogen tersebut dapat menghalangi pengambilan iodium oleh kelenjar gondok sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar gondok sangat rendah.Selain itu zat tersebut juga dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik menjadi bentuk organik sehingga menghambat pembentukan hormon tiroksin.
1.5 Penanggulangan Masalah Kekurangan Gizi di Indonesia
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa semakin meningkatnya jumlah penduduk akan menimbulkan masalah baru dalam berbagai bidang kehidupan dan lingkungan. Celakanya, jumlah kepadatan penduduk yang tinggi justru terjadi di masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah dan di negara-negara miskin. Akibatnya, akan terjadi kesenjangan sehingga dapat menimbulkan kekurangan gizi di kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah dan di negara-negara miskin tersebut.


*   Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam menanggulangi masalah kekurangan gizi tersebut adalah sebagai berikut.
1.   Menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara:
§  menggalakkan program Keluarga Berencana (KB)
§  menunda usia kawin dengan tidak menikah pada usia muda
§   meningkatkan taraf pendidikan
§  mengefektifkan tenaga kerja wanita
2.   Meningkatkan produksi pangan dengan cara:
§  memperbaiki mutu lahan
§  mengefektifkan budidaya pertanian seperti dengan penggunaan pupuk dan memilih bibit
§  menciptakan pola pertania yang lebih efisien dan produktif, misalnya pola tumpang sari dan hidroponik
3.   Meningkatkan taraf pendidikan dengan cara:
§  mengadakan wajib belajar pada anak usia sekolah
§  meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
4.   Pemanfaatan sumber daya alam sesuai kebutuhan dengan upaya pemulihannya
5.   Mencari sumber makanan baru
6.   Meratakan persebaran penduduk
7.    Mengurangi jumlah pengangguran dengan cara:
§  menyediakan lapangan kerja
§  membudayakan alih teknologi tepat guna
§  menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan
8.   Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah pencemaran lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
  1. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
  2. Fajar, Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
  3. Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
  4. www.dinkes-dki.go.id
5.      (Sumber: Bahan Seminar Akhir Studi Faktor-faktor Penyebab Kekurangan Gizi Anak di Kota Kendari, Bappeda dan PM Kota Kendari, 2010).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar